*Yak, ada satu, dua, tiga, lima ratus, enam ratus, seribu, seribu dua ratus tiga lima orang yang ngacung.*
Iya, pasti banyak banget yang memakai outfit batik hari ini, karena tanggal 2 Oktober ditetapkan sebagai hari batik nasional sejak 1999. Ya sejak batik dimasukkan ke dalam daftar Representatif sebagai Budaya Tak-benda Warisan Manusia (Representative List of the Intangible Cultural Heritage of Humanity) oleh UNESCO.
Dan kayaknya, rame-rame pakai batik sekarang-sekarang ini bukan cuma setahun sekali setiap 2 Oktober aja sih ya, di beberapa instansi memberlakukan wajib pakai batik di hari Jumat.
Tapi pertanyaannya, di setiap kesempatan kita memakai batik, apakah kita benar-benar memakai batik? Atau jangan-jangan kain yang mengadopsi ragam hias batik? :)
Saya pernah menuliskan 'Yuk pakai batik, jangan pakai kain yang mengadopsi ragam hias batik! :) ', eh tau-tau responnya negatif, saya dianggap nyinyir, katanya ya biar saja mau pakai batik beneran, atau kain yang mengadopsi ragam hias batik, pokoknya biar orang pakai batik dulu; gimana mau cinta sama batik kalau ada orang-orang seperti saya yang suka nyinyirin yang pakai batik bukan batik beneran.
Well, padahal maksud saya sih bukan mau nyinyirin mereka yang tidak memakai batik beneran, tapi sekedar mengingatkan saja. Kenapa harus diingatkan? Karena penting untuk perkembangan usaha kecil di bidang perbatikan.
Banyak banget definisi batik, tapi sekarang ini kita ambil secara teknis aja ya; bahwa yang namanya batik adalah sebuah teknik memberi motif pada kain dengan cara merintangi warna menggunakan malam (sejenis lilin). Jadi, ketika sebuah kain diberi malam, lalu dicelup dengan pewarna, maka bagian yang terkena malam tersebut tidak akan ikut berwarna; nah motif pada kain batik ya dihasilkan dari malam yang 'digambarkan' membentuk motif tertentu. Yang mengerjakan batik adalah pengrajin batik; dan termasuk industri kecil serta menengah.
Kain yang cara produksinya nggak begitu, bukan batik, tapi hanya kain yang mengadopsi motif batik, secara teknis sih ya disablon dengan menggunakan mesin.Siapa yang mengerjakannya? Industri besar, semacam pabrik tekstil gitu.
Sejak digalakannya pemakaian batik, jadinya kain batik sekarang dicari-cari; malah ada perusahaan-perusahaan yang bikin anggaran khusus untuk seragam batik. Hal seperti ini seharusnya jadi kesempatan prospektif buat pengrajin batik, baik industri kecil mau pun besar; semakin meningkatnya minat masyarakat, maka semakin besar pula pemasukan bagi mereka. Semakin besar pemasukan, maka industri batik semakin maju, kalau semakin maju, maka yang namanya batik akan terus ada alias lestari.
Tapi, pada kenyataannya? Industri-industri tekstil besar ternyata memanfaatkan kesempatan ini. Mereka memproduksi kain-kain yang mengadopsi motif batik secara massal , dan jelas jadi jauh lebih murah dari batik produksi pengrajin. Ya jadinya masyarkat banyak yang lebih memilih 'batik-boongan' produksi pabrik tekstil.
Akibatnya? Ya pengrajin batik nggak laku. Kalau nggak laku? Pemasukan berkurang. Kalau pemasukan berkurang, bakal banyak industri kerajinan batik tutup. Ujungnya? Batik hilang, nggak lestari. :)
Jadi semacam ironis ya, di satu sisi, penetapan Hari Batik dan batik sebagai busana wajib kantor bikin orang ramai-ramai pakai batik, harapannya sih, agar budaya dan kebudayaan batik/membatik tetap lestari, tapi gara-gara ada pabrik tekstil yang memproduksi 'batik-boongan', yang kejadian jadi sebaliknya. :)
Lagian yang 'diakui' oleh UNESCO itu kan tekniknya, lho, kan kategorinya : 'budaya tak benda warisan manusia'. Jadinya rada lucu aja, memakai tekstil motif batik produksi pabrik tekstil di hari batik. :D
Anyway, jadi bedanya batik dan batik-boongan itu apa?
Batik tulis
Batik tulis adalah kain yang diproduksi dengan teknik batik, pembuatan motifnya dengan 'menulis' tangan dengan alat bantu berupa canting.
Ciri-ciri
- Karena 'digambar' dengan tangan tanpa ada cetakan, ragam hiasnya tidak sempurna dan satu sama lain tidak identik plek sama.
- Harganya pasti mahal, bikinnya soalnya lama bok, sebulanan ada kali.
- Kalau kainnya termasuk kain batik tulis kuno peninggalan nenek moyang, biasanya ada tanda tangan atau nama dari pembuat di salah satu sudutnya.
- Berbentuk lembaran.
- Motifnya depan belakang terlihat jelas.
- Kainnya relatif lembut
- Aromanya khas, berasal dari aroma malam
Batik cap
Batik cap adalah kain yang diproduksi dengan teknik batik, tapi pembuatan motifnya menggunakan cap yang terbuat dari tembaga. Ini masih dikerjakan oleh pengrajin.
- Motifnya relatif sempurna dan identik, tapi perhatikan lebih detil, biasanya sambungan antara pengulangan motif ada yang bergeser.
- Motif depan lebih jelas dibandingkan dengan motif belakang.
- Bentuknya lembaran.
- Harganya lebih terjangkau, ada yang seharga Rp.50.000
- Kainnya keras
- Aromanya khas batik, berasal dari aroma malam.
Batik-batikan.
Nah, ini dia kain-kain meteran bermotif batik yang biasanya kita lihat di toko kain. Cara produksinya ya dengan mesin dan secara massal.
Ciri-ciri
- Motifnya sempurna.
- Bentuknya meteran.
- Tidak ada aroma khusus
- Harganya murah dan dihitung per meter.
Mbak, nggak bisa ya gayanya biasa aja? :D
Wow gaya full, saya suka gayamu broo..
BalasHapusby pengrajin batik, batik tulis madura , batik murah meriah memang benar-benar asli batik madura, , batik madura ini asli dari pengrajin batik tulis