LooxLife : "Living My Life With My Hobby as My Profession"

"I am a very lucky man. I am living my life with my hobby as my profession."

-- Jim Sullivan

Setuju banget sama kalimat di atas. Yup saya salah satu orang yang beruntung bisa menjadikan hobi sebagai pekerjaan. Bukan pekerjaan tetap memang dan tidak bisa dijadikan andalan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Tapi bukan itu masalahnya dan tidak selalu tentang uang. Kenapa? Selama hobi ini masih tersalurkan dan tangan masih bisa bergerak memilih warna, memainkan kuas, dan membuat orang menjadi cantik udah cukup buat saya.

Buat sebagian orang dan termasuk orang tua saya, pekerjaan sebagai makeup artist mungkin terlihat sepele dan menyusahkan. Iya memang menyusahkan disaat harus bangun subuh untuk mulai bekerja dari jam 3 pagi dan hampir selalu di akhir pekan, disaat semua orang masih tetidur dan mulai menikmati liburan. Apalagi saya termasuk orang yang selalu ngga bisa tidur lebih pagi kalo ada kerjaan subuh. Tapi hey.. Gak ada pekerjaan yang mudah dan tidak butuh pengorbanan, bukan?

Selalu berusaha untuk tidak mengeluh, marah, sedih dan selalu bersyukur untuk setiap client yang saya temui. Kembali lagi ke pemikiran awal, ini hobi dan saya senang melakukan pekerjaan saya. Melihat wajah client yang ngantuk, bawel pengen ini itu, banyak nanya, takut terlalu menor, dan lain-lain lalu diakhiri dengan tersenyum dan puas setelah di-make over rasanya cukup membayar kerja keras di hari itu.

Learning by doing. 
Awal-awal perjuangan banget dan yang paling sulit dilewatin jelas orang tua. Akibatnya nekat ngejual PSP untuk modal beli palette dan belajar make up sama temen, karena orang tua nggak mau ikutan ngurusin. Mereka kekeuh banget mau saya fokus sama kuliah tanpa mikirin hal lain. Setelah lulus pun mereka ingin saya punya kerjaan tetap seperti kakak dan papah. Tapi mungkin karena emang saya anaknya juga bandel nggak peduliin omongan siapapun jadi tetep bekerja walaupun masih kuliah. Karena merasa nggak mendapat dukungan dari mereka waktu itu sempet kecewa karena dukungan paling besar dan orang pertama yang mendukung harusnya kan ortu. Tapi justru karena hal itu jadi terpacu untuk mengandalkan diri sendiri dan berusaha membuktikan ke mereka kalau saya bisa bertanggung jawab menyelesaikan kuliah walaupun sambil bekerja. Berusaha membuktikan juga kalau hal yang berawal dari hobby ini bukan cuma sekedar "suka", membuang uang, atau centil doang, tapi memang passion saya ada di sini. Lama-lama mereka melihat saya serius jadi sedikit demi sedikit mulai mengerti apa yang saya mau dan menunjukan dukungan. Sampai akhirnya papah pernah bikinin kaca yang ada lampunya untuk saya bekerja tapi berhubung berat untuk dibawa-bawa ya akhirnya beli koper sendiri dan dibantu papah juga untuk dipasangin kaca dan lampu. Akkk jadi terharu lagii :')

Tapi ada satu hal yang bikin saya bersyukur loh karena jaman sekarang bisa cari apapun di Youtube termasuk tutorial make up. Udah bukan masalah besar lagi kalau tidak punya uang untuk les, karena bisa private belajar di rumah deh via internet. Nahh yang namanya belajar makeup tentu nggak selamanya ke muka sendiri dong? Intan ini tentunya sebagai teman yang baik rela dimakeover dan kalo diliat lagi hasilnya ya gitu dehhh. Ditambah sampai sekarang masih dendam akibat alisnya waktu itu hilang hampir setengah *tepok jidat*

Beberapa bulan setelah itu mulai memeberanikan diri untuk nerima tawaran kerjaan, dan Mbak Yulita ini adalah client pertama saya. Terlihat masih banyak kekurangan tapi kata mbak-nya sih puas. Ahey :)

Singkat cerita akhirnya memutuskan untuk mengikuti pendidikan khusus lalu mengantongi sertifikat sebagai Professional Make up Artist, dan mulai deh serius bekerja mulai dari makeup-in saudara, wisuda, prewedding, wedding, dan fashion show.

Ternyata kalau cuma mengandalkan kursus atau sekolah make up tahunan sampai ke luar negeri percuma juga sih kalo gak pernah latihan.
Setiap kali bekerja dan bertemu orang baru, saat itu pula saya selalu belajar mengenal macam-macam bentuk muka, bentuk mata, dan bahkan alis. Selalu berusaha membuat tangan terus bergerak walaupun lagi gak ada client. Caranya? Karyakan orang-orang yang ada di rumah donng.. Misalnya nih mamah, mba, adik / kakak, bahkan mata super sipit si pacar pernah saya jadiin "korban" pasang skot buat belajar koreksi mata bhihikk. Ehh dulu sih semakin semangat karena ada #LooxChallenge di Looxperiments loh. Lumayan kan bisa latihaannn jugaa dengan tema-tema yang kadang ajaib. *padahal sekarang jarang ikutan* :p

Panjang ya curhatnyaa.. Yak intinya sih setelah melalui perjuangan panjang selama bertahun-tahun saya bersyukur banget ternyata semua nggak sia-sia. Walaupun harus makan ati juga ya pertamanya ngeliat orang meremehkan apa yang saya kerjakan, tapi selama percaya diri dan dapet dukungan dari orang terdekat akhirnya bisa bikin saya seperti sekarang ini. Ciyee :p
Tapi bukan berarti sekarang saya bisa berhenti berjuang. Sampai kapanpun nggak akan pernah ada kata puas, tapi harus mau berkomitmen dan bertanggung jawab untuk terus menjadi lebih baik lagi.